Berikut ini sekilas efek atau dampak yang dapat ditimbulkan karena penyalahgunaan zat-zat adiktif pada umumnya.
1. Dampak Penyalahgunaan minuman alkohol. Alkohol dalam minuman keras dapat menyebabkan gangguan jantung dan otot saraf, mengganggu metabolisme tubuh, membuat janis menjadi catat, impoten serta gangguan seks lainya.
2. Efek penyalahgunaan ganja. Zat kandungan dalam ganja yang berbahaya dapat menyebabkan imun atau daya tahan tubuh berkurang dan melemah sehigga mudah terserang penyakit dan infeksi, dalam waktu yang sama juga memperburuk aliran darah koroner.
3. Efek penyalahgunaan kokain. Zat adiktif kokain jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan sel darah putih atau anemia sehingga dapat membuat badan kurus kering. Selain itu kokain menimbulkan peforesi sekat hidung (ulkus) dan aritma pada jantung.
4. Efek penyalahgunaan opiat/opioda. Zat opioda atau opiat yang masuk ke dalam badan manusia dapat menganggu menstruasi pada perempuan serta impotensi dan konstipasi kronik pada pria/laki-laki.
5. Efek penyalahgunaan inhalasia. Inhalasia memiliki dampak buruk bagi kesehatan seperti gangguan fungsi jantung, otak dan lever.
6. Efek penyalahgunaan zat adiktif bukan obat. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui benda-benda yang disalahgunakan oleh banyak orang untuk mendapatkan efek tertentu yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Contoh barang yang dijadikan candu antara lain seperti bensin, tinner, racun serangga, lem uhu, lem aica aibon. Efek dari penggunaan yang salah pada tubuh manusia adalah dapat menimbulkan infeksi emboli. [prily sumual]
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2.Macam – macam Zat Adiktif
a. Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering.
Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum.
Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Namun dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang akhirnya menyebabkan kematian.
Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.
c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang.
Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.
f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan
maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
Pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman, sehingga dapat membangkitkan selera konsumen. Penambahan zat pemberi aroma menyebabkan makanan memiliki daya tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya minyak atsiri dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetik,
misalnya: amil asetat mempunyai cita rasa seperti pisang ambon, amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur). Jeli merupakan salah satu contoh makanan yang menggunakan zat pemberi aroma.
Bahan penyedap dari bahan alami selalu terdapat di dalam setiap makanan. Jenis bahan penyedap ini banyak sekali.
Biasanya bahan-bahan ini dicampurkan bersama-sama sebagai bumbu makanan, beberapa di antaranya terdapat pada gambar di bawah ini.
Penyedap Rasa Alami
a. Bawang merupakan pemberi rasa sedap alami yang paling banyak digunakan.
b. Merica memberi aroma segar dan rasa pedas yang khas.
c. Terasi merupakan zat cita rasa alami yang dihasilkan dari bubuk ikan dan udang kecil yang dibumbui sedemikian rupa sehingga memberi rasa sedap yang khas.
d. Daun salam memberi rasa sedap pada makanan.
e. Jahe memberi aroma harum dan rasa pedas khas jahe.
f. Cabai memberi rasa sedap dan pedas pada setiap masakan.
g. Daun pandan memberi rasa dan aroma sedap dan wangi pada makanan.
h. Kayu manis, selain memberi rasa manis dan mengawetkan juga memberi aroma harum khas kayu manis.
2. Penyedap Rasa Buatan
Penyedap buatan yang paling banyak digunakan dalam makanan adalah vetsin atau monosodium glutamat (MSG) yang sering juga disebut sebagai micin. MSG tidak berbau dan rasanya merupakan campuran rasa manis dan asin yang gurih.
Mengonsumsi MSG secara berlebihan akan menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang dikenal sebagai Chinese Restaurant Syndrome.
Tanda-tandanya antara lain berupa munculnya berbagai keluhan seperti pusing kepala, sesak napas, wajah berkeringat, kesemutan pada bagian leher, rahang, dan punggung.
Food preservation is the method used to make food has a long shelf life and retain properties physical and chemical of food.
In preserving the food should be noted the type of food preserved, the state of food, preservation, and appeal of food preservation products. Food preservation technology developed in today's industrial scale is based on the traditional ways developed to extend the consumption period of foodstuffs.
1. Natural Food Preservative
How does the fisherman keep the unsold fresh fish residue from decaying quickly and still selling in the market? Well, they use salt as a preservative to make salted fish. Although it feels different from fresh fish, salted fish still remain high protein.The following are examples of natural preservatives . a. Cane sugarSugar cane gives a sweet taste and is preservative. Fruits are stored in a concentrated sugar solution will be durable because the microorganisms are difficult to live in it . b. Brown sugarBesides as a sweetener sugar is also preserving as sugar cane. c. SaltSalt is a natural preservative generated by the evaporation of seawater. Salted fish can last for months because of the influence of salt. d. TurmericTurmeric, other than as a dye, also serves as a preservative. With the use of turmeric, tofu or yellow rice to be not quickly stale. e. Cinnamon barkskin Cinnamon is a bark that serves as a preservative because it contains lots of benzoic acid. In addition, cinnamon also serves as a sweetener and aroma. f. CloveCengkih is a natural preservative produced from clove plant flowers. In addition to preservatives, cloves also serve as an aroma enhancer . 2. Artificial Food Preservative ( Synthetic ) This artificial preservative there are various kinds, among others: a. Acetic acid Acetic acid is known in the community as a vinegar acid. This material produces a sour taste and if the amount is too much will interfere with taste because this material is equal to some of the contents of our sweat water.Acetic acid is often used as a complement when eating pickles, chicken noodles, meatballs, or soup. Acetic acid has antimicrobial properties. Foods that use vinegar preservatives include pickles, tomato sauce, and chilli sauce. b. BenzoateBenzoate is found in the form of benzoic acid and sodium benzoate (salt). Various types of soft drinks (soft drinks), fruit juice, nata de coco, soy sauce, sauce, jam, and agar are preserved using this type of material. c. SulfiteThis material is commonly found in the form of a potassium salt or sodium bisulfite. Potato chunks, pineapple juice, and frozen shrimp are usually preserved using this ingredient. d. Propil galatUsed in food products containing oils or fats and chewing gum as well as to slow the rancidity of the sausage. Propyl errors can also be used as antioxidants. and. PropianatTypes of commonly used propyanate preservatives are propyanic acid and potassium salt or sodium propyanate. Propyanate in addition to inhibiting molds may also inhibit the growth of bacillus mesentericus which causes damage to foodstuffs. Preservatives of bread and cheese products usually use this ingredient. f. Nitrite salt Nitrite salt is usually in the form of potassium or sodium nitrite. This ingredient is mainly used as a preservative of cheese, fish, meat, and also processed meats such as sausage, or corned beef, as well as dried foods such as pastries.The development of microbes can be inhibited by the presence of this nitrite. For example, the growth of clostridia in meat that can decay meat. g. sorbateSorbat contained in the market is in the form of acid or salt sorbate. Sorbbat is often used in preserving margarine, juice, cheese, wine, and pickles. Sorbic acid is very effective in suppressing mold growth and does not affect the taste of food at the permissible level. Prohibited Food Preservatives All of the preservatives described above are preservatives that are permitted to be used and licensed internationally by world health agencies (WHO) at permitted levels. However, either because they do not understand or deliberately, at this time still often found producers who use food preservatives that have been banned by the government.Preservatives that have been banned but are still frequently used include: 1) Borax or sodium tetraborate , with the chemical formula Na2B4O7.10 H2O is a compound commonly used as a raw material disinfectant, detergent, paint, plastic, or metal surface cleaner so easily soldered. Because borax is antiseptic and germ killer, this material is often used for cosmetic and wood preservatives.There are many cases of borax that are abused for the preservation of meatballs, sausages, gypsum crackers, wet noodles, molten bananas, lemper, siomay, lontong, ketupat, and dumplings. What is your attitude to this phenomenon? 2) Formalin is a trade name for a solution containing 40 percent formaldehyde (HCOH) in 60 percent water or a mixture of water and methanol (alcoholic type of spirits raw material) as its solvent. Formalin is often misused to preserve noodles, tofu wet, meatballs, and salted fish. The use of formalin in food can cause poisoning. Symptoms include dizziness, burning in the throat, decreased body temperature, itching in the chest, difficulty swallowing, acute abdominal pain accompanied by vomiting, and diarrhea bleeding. Formalin also causes damage to the central nervous system and circulatory disorders.The consumption of formaldehyde at very high doses can lead to convulsions, blood urine, and vomiting of blood that ends in death. Formalin is also carcinogenic (can trigger cancer) . source:https://www.google.com/search?q=pengawet+alami+dan+buatan&hl=en-US&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjqrpul2-zWAhVHoZQKHafTAEIQ_AUICygC&biw=1588&bih=773#imgrc=DqZ-EV42yePmYM:
Pemanis adalah senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia selain antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna dan lain-lain. Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula jenis sukrosa, glukosa dan fruktosa. Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam berbagai industri.
Berdasarkan proses produksinya pemanis dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami ( natural ) dan buatan.
1.Pemanis Alami
Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami :
1.Madu
Madu merupakan larutan yang mengandung 80% gula dan mempunyai kandungan fruktosa, yaitu suatu monosakarida yang banyak terdapat dalam buah sehingga sering juga disebut sebagai gula buah. Madu mengandung fruktosa sekitar 41 %, 35% glukosa, dan 1,9 % sukrosa. Fruktosa adalah gula paling manis, mempunyai tingkat kemanisan 1,7 kali dibanding gula sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir. Meskipun termasuk karbohidrat simpleks (sederhana), fruktosa mempunyai indeks glisemik rendah -sekitar 20- sehingga tidak cepat menaikkan kadar gula dalam tubuh. Madu juga diketahui mengandung 80% karbohidrat, 0,5 % protein, asam amino, vitamin, dan mineral. Dalam satu sendok makan madu terkandung sekitar 60 – 70 kalori. Kalorinya kecil, tapi kaya nutrisi.
2.Gula aren
Gula aren sama dengan gula pasir, mempunyai kandungan karbohidrat yang disebut sukrosa yaitu suatu disakarida yang dalam pencernaan akan diubah atau dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Dibandingkan dengan gula pasir, gula aren mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi. Gula aren mempunyai cita-rasa dan aroma khas yang tidak terdapat dalam gula pasir sehingga lebih disukai untuk membuat minuman dan makanan. Dan indeks glikemik gula aren sekitar 35.
3.Stevia
Stevia berasal dari tumbuhan perdu, mempunyai rasa manis yang unik dan khas – tidak meninggalkan rasa pahit setelah dikonsumsi. Daun stevia mengandung 3 glikosida yaitu steviosida, rebaudisida, dan dulkosida yang mempunyai ikatan dengan karbohidrat seperti dengan glukosa, fruktosa, silosa, arabinosa. Stevia juga mengandung mineral, beberapa vitamin dan sedikit protein. Tubuh Anda tidak dapat mencerna daun stevia maka tidak terjadi penyerapan karbohidrat. Sehingga, tidak ada kalori yang dihasilkan dan indeks glisemiknya rendah.Tingkat kemanisannya bisa 30–300 kali dibanding gula pasir. Rahasia kemanisannya terletak pada bahan kimia alaminya yang bernama steviosida. Stevia aman dikonsumsi, juga oleh penderita diabetes, tekanan darah tinggi, atau kelebihan berat badan. Hebatnya, stevia juga memiliki sifat antibiotik ringan seperti mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan gangguan gigi dan penyakit gusi.
4.Gula kelapa
Sama dengan gula pasir, gula kelapa mengandung disakarida sukrosa atau sakarosa. “Dan serupa dengan gula aren, gula kelapa mempunyai kandungan kalsium, fosfor, dan zat besi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gula pasir.
5.Gula jagung
Gula jagung adalah gula yang diperoleh dari jagung, mempunyai kandungan monosakarida berupa glukosa. Daya kemanisannya lebih rendah daripada gula pasir maupun gula merah.
2.Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Sebagaimana pemanis alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air. Salah satu jenis pemanis buatan yang sangat penting yaitu yang sering disebut dengan pemanis intensitas tinggi. Zat pemanis tersebut merupakan senyawa yang mempunyai tingkat kemanisan beberapa kali lipat dibandingkan gula murni (sukrosa).
Kebanyakan pemanis buatan yang diizinkan digunakan pada makanan adalah pemanis sintesis. Walaupun demikian, banyak pula pengganti gula yang berasal dari tumbuhan. Sebagai contoh adalah xilitol dan sorbitol yang banyak ditemukan pada beri, buah, sayuran dan jamur. Sangat sulit untuk mengekstrak pemanis alami, sehingga upaya untuk membuat kedua zat ini dilakukan melalui sintesis yaitu dengan hidrogenasi gula reduksi. Sebagai contoh, xilosa diubah menjadi xilitol, laktosa menjadi laktitol, dan glukosa menjadi sorbitol.Beberapa pemanis buatan yang beredar di pasaran di antaranya adalah sebagai berikut :
a.Aspartam
Aspartam ditemukan pada tahun 1965 oleh James M. Schlatter di perusahaan G.D. Searle. Pada saat itu dia sedang membuat obat anti borok, yaitu senyawa turunan asam aspartat dan fenilalanin. Secara tak sengaja, jarinya terkena zat buatannya itu, dan dia menjilatnya. Seketika dia sadar bahwa rasanya sangat manis. Aspartam lebih manis skitar 200 kali lipat dibandingkan gula biasa. Aspartam digunakan untuk pemanis es krim, gelatin, minuman, dan permen karet. Namun ketika dimasak menggunakan suhu tinggi, aspartam akan berubah menjadi asam amino. Maka dari itu aspartam tidak digunakan untuk membuat kue.
b.Siklamat
Siklamat merupakan zat pemanis yang tidak diizinkan untuk digunakan pada produk makanan di Amerika.
Menurut penelitian, siklamat dapat menyebabkan kanker kantung kemih, yaitu penyakit yang sering dialami oleh binatang pengerat. Namun demikian, siklamat tetap digunakan di beberapa negara termasuk Rusia.
c.Sakarin
Sakarin merupakan pemanis buatan yang secara sengaja disintesis pada tahun 1879 oleh Remsen dan Fahlberg. Tingkat kemanisan sakarin adalah sekitar 300 sampai 500 kali lipat dibandingkan dengan gula. Sakarin digunakan untuk pemanis pada produk pasta gigi, makanan dan minuman. Rasa pahit yang ditimbulkan setelah penggunaan sakarin dapat dihilangkan dengan mencampurnya dengan pemanis lain. Bahaya sakarin diketahui melalui percobaan pada binatang pengerat. Melalui percobaan, sakarin dapat menyebabkan kanker. Pada dosis tinggi, sakarin dapat menyebabkan penggumpalan urin. Penggumpalan ini dapat menyebabkan goresan pada kantung kemih dan tumor ketika sel melakukan regenerasi.
d.Sukralosa
Sukralosa adalah gula pasir yang terklorinasi dan mempunyai kemanisan hingga 600 kali lipat dibandingkan dengan gula. Sukralosa merupakan pemanis tak berkalori dan dapat dihasilkan ketika tiga gugus hidroksil dari sukrosa diganti dengan klorin.
Rumus struktur sukrosa (atas) dan sukralosa (bawah)
Sukralosa digunakan untuk pemanis minuman, es krim, permen karet, produk roti, dan makanan lainnya. Tak seperti zat pemanis lainnya, sukralosa stabil pada suhu tinggi sehingga dapat digunakan untuk produk kue dan roti. Sekitar 15% sukralosa diserap oleh tubuh dan lainnya keluar dari tubuh tanpa berubah.
Sejauh ini tak ada larangan penggunaan sukralosa. Namun sebagai catatan penting, sukralosa tidak dapat larut dalam lemak sehingga ketika dikonsumsi, dapat mengakumulasi di jaringan lemak. Sukralosa tidak dapat terpecah dan akan terdeklorinasi hanya pada kondisi tertentu.
e.Asesulfam K
Asesulfam kalium merupakan pemanis buatan bebas kalori. Ditinjau dari struktur kimia, asesulfam kalium (asesulfam potasium) merupakan suatu garam. Pada makanan, asesulfam diberi kode sebagai E950.
Tingkat kemanisa asesulfam kaliaum adalah 200 kalilipat dibandingkan dengan gula murni. Asesulfam stabil pada suhu tinggi, bahkan pada kondisi asam atau basa shingga dapat digunakan sebagai zat aditif pada makanan jenis roti dan minuman berkarbonasi. Tak ada komplain kesehatan berhubungan dengan asesulfam kalium.
f.Sorbitol
·Sorbotil merupakan alcohol polihidrik degan rumus molekul C6H11O6.
·Banyak ditemukan pada ganggang laut serta buah-buahan.
·Mempunyai sifat larut dalam air dan tidak mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme.
·Fungsinya sebagai humektan zat teksturizing.
·Bertahan pada temperature tinggi dan ikut serta dalam reaksi mailllard.
·Intensitas kemanisan 0,6 kali gula dan memberi energi 3,994 kalori pergram.
g.Xylitol
·Merupakan bentuk alcohol pentahidrat dari xylon atau disebut juga gula alcohol dan mempunyai rumus kimia C5H7(OH)5.
·Berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau.
·Xylitol terasa dingin apabila mencair dalam mulut dan stabil terhadap udara dan panas, hanya sedikit higroskopis terutama diatas kelembahan 75%.
·Titik lelehnya rendah ( 94 derajat celcius ), sehingga sering digunakan dalam produksi sifat larut dalam air dan sulit difermentasikan oleh khamir dan kurang baik oleh mikroorganisme umurnya.
·Intensitas kemanisannya 0,7 kali gula sehingga pemberiannya dibatasi antara 30-50 g/ hari.
h.Erithol
·Merupakan anggota kelompok polyol terbaru.
·Berbentuk keristal bubuk, berwarna putih,non-higroskopis, serta mempunyai tingkat kelarutan yangbaik dalam air.
·Stabil dalam temperature tinggi dan mempunyai efek dingin yang sedang dimulut.
·Intesitas kemanisanya 2 kali gula.
i.Laktisol
·Mampu menutupi rasa pasca mengkonsumsi (aftertaste) yang tidak dikehendaki.
·Bersifat non-higroskpik,satabil pada temperature tinggi saat proses pengolahan makanan.
·Laktisol tidak menyentuh usus besar dan dapat digunakan sebagai sumber energi bagi mikroflora intestinal.
·Intensitas kemanisannya 0,4 kali gula.
j.Maltitol
·Merupakan tepung dengan kristal putih yang sidat kemanisannya mirip dengan gula.
·Secara subtansial non-higroskopik dan thermosstabil.
·Tidak menunjukan adanya efek pendinginan dan dapat digunakan untuk menggantkan lemak.
·Intensitas kemanisanya 0.5 kali gula.
k.Manitol
·Sifatnya non-higroskopik.
·Adakah digunakan sebagai platicier untuk membantu memperbaiki tekstur yang lembut dari gum.
·Mempunyai titik leleh yang tinggi (165°-169°C).
·Funginya sebagai bahan pengisi dalam tablet kunyah atau hisap.
·Intensitas kemanisannya 0,7 kali gula.
B.Perbedaan Pemanis Alami dan Pemanis Buatan
Orang memilih jenis pemanis untuk makanan yang dikonsumsinya tentu dengan alasan masing-masing. Pemanis alami tentu lebih aman, tetapi harganya lebih mahal. Pemanis buatan lebih murah, tetapi aturan pemakaiannya sangat ketat karena bisa menyebabkan efek negatif yang cukup berbahaya. Pada kadar yang rendah atau tertentu, pemanis buatan masih diijinkan untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan, tetapi pada kadar yang tinggi bahan ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Tabel berikut memperlihatkan perbedaan pemanis alami dan buatan.
Tabel Perbedaan pemanis alami dan buatan
Pemanis Alami
Pemanis Buatan
Pada suhu tinggi bisa terurai.
Cukup stabil bila dipanaskan.
Memiliki kalori tinggi.
Memiliki kalori rendah.
Berasa manis normal.
Berasa manis sampai puluhan bahkan ratusan kali rasa manis gula.
Harganya cenderung lebih tinggi.
Harganya sangat terjangkau.
Lebih aman dikonsumsi
Sebagian dapat berpotensi karsinogen (penyebab kanker).